Tapi perlu diketahui bahwa apabila Anda hamil dengan resiko rendah dari bidan, maka bidan bisa dijadikan pilihan pertama.
Karena pada dasarnya, presentase melahirkan adalah 90 persen normal adalah wewnang bidan dan 10 persen yang lain merupakan wewenang ahli patologi dan dokter kandungan.
Baik bidan maupun dokter kandungan sama-sama memenuhi syarat untuk membantu kelahiran bayi Anda, namun peran mereka sedikit berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Bidan cenderung memiliki filosofi, lebih holistik dan lebih memandang bahwa proses persalinan adalah hal yang alami. Sementara itu, dikter kandungan lebih cenderung memiliki perspektif medis dan melihat kelahiran itu adalah sebuah peristiwa yang memiliki penuh resiko.
Lalu bagaimana kita dalam memilih bidan atau dokter kandungan yang baik ya.
Berikut ini adalah TIPS dalam memilih bidan atau dokter kandungan.
7 Tips Memilih Bidan atau Dokter Kandungan
1. Jika pilih Dokter ahli kandungan.
Kalau Anda memilih dokter ahli kandungan, maka carilah dokter yang memiliki record yang baik, atau istilahnya Pro Normal, yaitu pasiennya lebih banyak berhasil melahirkan daripada operasi sesar.
2. Jika pilih Bidan.
Jika Anda memilih bidan, maka carilah bidan yang terakui ketrampilannya. Artinya adalah angka kejadian merujuk pasien kecil jumlahnya.
3. Carilah Provider.
Provider ini bisa jadi bidan atau dokter. Mereka yang selalu memberikan motivasi dan pengetahuan positif selama masa kehamilan maupun persalinan.
4. Jauhi provider yang menakut-nakuti.
Akan jauh lebih baik lagi apabila dokter atau bidan itu memiliki filosofi gentle birth (persalinan alami) dalam praktik layanannya.
5. Pilih provider yang menghormati keputusan pasien.
Carilah provider yang bisa menghormati keputusan Anda serta mau bekerjasama dengan Anda.
6. Cari provider yang nyaman dan "sreg" di hati.
Janganlah mengabaikan hati nurani Anda.
7. Dokter ahli kandungan biasanya dinas di RS.
Sehingga ada baiknya Anda juga mempertimbangkan aturan yang ada di RS, dan mencari rumah sakit yang mendukung proses persalinan yang normal dan alami.
0 komentar:
Post a Comment