Nama Indonesia : Dringo

Nama Usada : Jangu, Jahangu, Daringo

Nama Daerah : Dlingo (Jateng), Daringo (Sunda), Jharango (Madura), Jeurunger (Aceh), Jerango (Batak), Jarianggu (Minangkabau), Kaliraga (Flores), Jeringo (Sasak), Kareango (Makasar), Kalamunga (Minahasa), Areango (Bugis), Ai wahu (Ambon).


Taksonomi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida (Monocotyledon)
Sub kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Acoraceae
Genus : Acorus L.
Spesies : Acorus calamus
Sinonim : Acorus terrestris Spreng.



Kandungan Kimia Tanaman Dringo:
Rimpang dan daun dringo mengandung saponin dan flavonoid, di samping itu rimpang dringo mengandung minyak atsiri. Rimpang dringo juga mengandung choline, flavon, acoradin, galangin, acolamone dan isocolamone (Singh, Rupali et all., 2011).



Kegunaan secara Empiris Dalam Usada Tiwas Punggung
Digunakan untuk mengobati hulu hati yang dirasakan sakit, sakit perut, sakit langu (puyeng dan letih lesu), penyakit banta, juga untuk mengobati penyakit pada lengan atas kanan (Anonim a, 2008).


Cara Penggunaan
Untuk obat hulu hati yang sakit, bahan yang digunakan kulit kayu jangar ulam (kayu salam), kulit kayu kapok, bawang putih dan daringo dirajah sesuai gambar :
Dengan mantra : ,,Ong Mang� 15 kali, obatnya dijadikan obat minum (Anonim a, 2008).


Efek Farmakologi

  • Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat Pada Usada Tiwas Punggung
Belum ditemukan kajian ilmiah mengenai efek farmakologi yang sesuai dengan Usada Tiwas Punggung.

  • Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
  • Antibakteri dan Antijamur
Ekstrak etil asetat dari rimpang dan daun dringo menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Kandungan yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur adalah a-asarone dan �-asarone dari rimpang dan daun dringo (Devi dkk., 2009).


� Hepatoprotektor
Pada penelitian yang dilakukan pada tikus Wistar albino jantanyang diinduksi dengan parasetamol, diketahui bahwa ekstrak etanol bagian aerial dringo memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor pada dosis 500 mg/kg berat badan yang diberikan secara oral. Induksi dari parasetamol dapat menyebabkan kerusakan pada enzim-enzim yang terdapat dihati. Pemberian ekstrak dringo akan mencegah kerusakan enzim ini melalui aktivitas stabilisasi membran yang dimiliki oleh dringo. Hal ini ditunjukkan dengan kadar serum enzim transaminase yang kembali normal, adanya perbaikan pada parenkim hati dan terjadinya regenerasi dari sel-sel hati(Palani., 2009).


� Nefroprotektor
Pada penelitian yang dilakukan pada Tikus Wistar albino jantan yang diinduksi dengan parasetamol, diketahui bahwa ekstrak etanol bagianaerial dringo memiliki aktivitas sebagai antioksidan pada dosis 500 mg/kg berat badan yang diberikan secara oral. Pemberian ekstrak etanol bagianaerial dringo dapat menurunkan kadar serum urea dan kreatinin secara signifikan (Palani, 2009).


� Antispasmodik
Pada penelitian yang dilakukan dengan evaluasi ekstrak pada isolasi kelinci melalui studi jejunum. Hasil dari penelitian bahwa ekstrak dari tanaman mampu menghambat inhibisi spontan dengan menginduksi kontraksi kemudian menghasilkan aktivitas plasmolitik yang dimediasi melalui blockade saluran kalsium (Gilani et all.,2006).


� Antikanker
Penyiapan ekstrak alkohol berair dari Terminalia cebula, rimpang dari dringo dan akar dari Glyzzyrrhiza glabra dan studi lanjut aktivitas antiproliferatif pada sel antikanker. Hasil menyatakan bahwa semua bahan tanaman tersebut memiliki aktivitas antiproliferatif yang signifikan sebagai antikanker (Gaidhani et al.,2009).

0 komentar: